Beberapa bulan kebelakang, dunia pertanian heboh dengan tanaman porang yang di sebut sebut memiliki nilai jual tinggi bahkan hingga ratusan ribu per kilo.
Hingga sebagian para petani di daerah kita "demam porang". Banyak petani yang akhirnya tergiur kemudian berbondong bondong menanam porang.
Tanaman Porang
Porang itu tanaman apa?
Tanaman porang merupakan tumbuhan sejenis umbi umbian mirip dengan Suweg ataupun Walur yang memiliki nama latin Amorphopallus onchopillus, dan istilah lain di daerah kami adalah Badul
Porang memiliki nilai jual di bandingkan Suweg yang tidak laku di pasaran. Bedanya Porang dan Suweg adalah, Porang memiliki bubil/katak di ketiak daun. sementara Suweg tidak memiliki.
Bubil itu sendiri adalah biji benih porang yang nantinya akan tumbuh seperti induknya jika sudah jatuh ke tanah.
Akankah nilai jual Porang akan bertahan lama?
Beberapa tahun yang lalu, porang atau badul sempat naik dan laku di pasaran. Hampir sama dengan musim ini, banyak para petani yang memanfaatkan kesempatan untuk mencari Badul di hutan kemudian di jual ke pengepul.
Namun saat itu belum ada petani di sekitar sini yang secara serius membudidayakanya. Memamg saat itu tidak bertahan lama.
Berbeda dengan musim ini, banyak para petani yang secara serius mencari benih badul di hutan hutan kemudian menanam di perkebunan secara besar besaran.
Mudah mudahan saja, harganya nanti minimal tetap bertahan. Syukur syukur bisa naik, asalkan jangan turun apalagi kemudian tidak laku sama sekali seperti musim lalu.
Petani porang dadakan harus tetap waspada
Seperti yang saya katakan tadi, kita harus tetap antisipasi kemungkinan harga Porang bisa menurun bahkan tidak laku.
Jadi kita harus belajar dari demam porang di tahun tahun sebelumnya. Mengapa dulu sempat tidak laku sama sekali.
Baca Juga :
Harga porang mulai 2021 akan stabil ini alasanya
Berapa Harga Porang sebenarnya?
Harga Porang basah yang stabil di pengepul besar kisaran Rp 3000 per kilogram. Sementara harga Porang kering berkisar Rp 25000-35000 per kilogram
Harga ini berdasarkan sumber dari Desa Klangon, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun yang sudah berpuluh puluh tahun membudidayakan Porang hingga menjadi komoditas utama disana.
Bagaimana dengan isu harga Porang yang mencapai 100 ribu perkilo?. Inilah yang seharusnya kita pelajari bersama kebenaranya.
Jangan sampai nantinya kita terjebak dengan iming iming ini hingga habis habisan menanam porang besar besaran namun pada akhirnya merugi.
Strategi menghindari kerugian dari perkebunan Porang dadakan.
Irama jual beli sebenarnya hampir sama saja. Apalagi di dunia pertanian. Selalu ada naik hingga mahal sekali, sampai turun bahkan tidak laku sama sekali. Hal ini sudah biasa terjadi.
Inilah yang memang seharusnya menjadi PR oleh para pelaku pertanian maupun pelaku jual beli untuk mengantisipasi kerugian yang lebih parah.
Beberapa waktu lalu, harga rempah rempah lada merica sempat melejit hingga Rp 150 ribu per kilonya.
Tetapi setelah petani merica rame rame menanam hingga panen beramai ramai juga, harga merica kembali terjun bebas hingga di kisaran Rp 50 ribu perkilonya.
Namun begitu tetap masih untung karena merica dijamin tetap akan laku di pasaran. Lalu bagaimana dengan badul?
Jika harga porang basah standar Rp 3 hingga 8 ribu/kg kira kira berapa harganya jika sedang terjun bebas?
Mengingat saat ini mungkin lebih dari 50 persen petani di pedesaan beramai ramai menjadi petani porang dadakan.
KIta berharap perihal penurunan harga seperti pengalaman yang sudah sudah tidak pernah terjadi.
Tips stabil harga porang
Ada beberapa cara yang mungkin bisa dilakukan para pelaku pertanian untuk antisipasi menghindari harga porang turun drastis
1. Memanen Badul/ porang lebih awal.
Memang tidak ada istilah musim panen, karena porang cepat tumbuh besar, dan bisa di panen kapan saja.
Maksud dari panen lebih awal disini adalah, sebelum rame rame petani lain panen besar besaran, kita lebih dulu memanen dan cepat cepat menjual ke pengepul.
2. Hindari panen besar besaran
Semakin banyak barang, semakin mudah didapatkan barang tersebut, biasanya harga akan semakin turun.
Oleh karena itu sebaiknya hindari memanen bersama sama seperti memanen padi. Hindari juga memanen besar besaran kecuali memang sudah ada pengepul yang siap menampung berapapun
3. Ketahui harga sebelum memanen
Mencari tahu harga di pasaran sebelum memanen menjadi langkah terbaik sebelum semua tanaman di panen besaran
4. Cari pengepul yang siap menampung
Harga dari tumbuhan porang termasuk rentan. Jauh berbeda dengan harga padi yang merupakan sumber makanan pokok penduduk Indonesia dan sebagian besar penduduk dunia.
Secara umum kita belum banyak yang tahu porang untuk apa, bagaimana mengolah menjadi makanan, ataupun nantinya akan di buat apa. Ini rentan sekali.
Oleh karena itu siap siaplah cari pengepul terpercaya sebelum perkebunan porang kita di bongkar habis
Porang untuk apa?
Menurut yang saya baca, Porang menjadi salah satu makanan pokok di jepang dan China. Jadi hasil pengolahan porang baik yang sudah berupa bubuk/tepung, jelly, mie mapun tahu akan di ekspor ke China dan Jepang.
Dimana pusat pengolahan Porang?
Dari para petani, selain di jual basah atau baru panen, ada juga yang menjualnya setelah di keringkan.
Proses pengeringanya yaitu dengan cara mengiris tebal tebal kemudian menjemurnya. Baru kemudian di jual ke pabrik pengolahan porang jadi dengan harga sekitar 25rb-35rb/kg
Salah satu tempat pengolahan menjadi produk jadi adalah di Surabaya yang kemudian di ekspor ke luar negeri terutaman Jepang dan China
Bagaimana membudidayakan Porang?
Di Desa Klangen, Madiun, Porang sudah menjadi sumber mata pencaharian utama para petani sejak puluhan tahun.
Bahkan Wakil Ketua Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Pandan Asri Desa Klangon sampai mengajak warganya untuk terus membudidayakan Porang hingga kini dan terbukti berhasil.
Warga yang sudah membudidayakan Porang disana sudah memiliki omset hingga diatas 5 juta rupuah perbulanya.
Begitu juga para pekerja di pengepul yang membuat produk setengah jadi jugan rata rata bisa mendapatkan upah harian di kisaran 40 ribu.
Jadi jika tertarik dengan kesuksesan mereka, Siapapaun bisa dengan mudah mendapatkan benihnya dengan harga yang terjangkau yaitu sekitar 500 sampai 2000 rupiah per pohonya. Atau bisa juga mencari sendiri di hutan.
Dimana kita bisa mendapatkan bibit porang?
Tanaman Porang bisa tumbuh dengan mudah dimanapun. Salah satunya adalah di hutan yang semakin hari semakin banyak karena pertumbuhanya cepat dan mudah tumbuh subur.
Kita bisa mengambil tanaman umbi porang yang masih kecil di hutan hutan, ataupun cukup mengambil bubil/katak yang terdapat pada daunya saja.
Dalam satu pohon, memiliki bubil benih porang hingga puluhan bahkan mungkin ratusan biji yang siap tumbuh
Jadi jika berminat budidaya Porang, kita bisa dengan mudah menanam bubil biji porang yang bisa di dapatkan pada ketiak daunya.