Berapa harga porang sebenarnya di tahun 2021 saat ini yang konon katanya akan terus stabil di pasaran. Kali ini kita akan mengupas beberapa alasanya
Harga Porang 2021
Harga porang tahun 2021 ini berkisar antara 5000 rupiah hingga 10 ribu perkilo untuk yang basah atau baru panen.
Artinya, badul atau yang dikenal luas dengan nama porang tersebut belum diproses apapun, jadi benar benar masih dalam kondisi utuh setelah petani mengambil langsung dari kebun.
Tepatnya di tempat kami, para pengepul badul membeli dengan harga 6500 perkilo, ada juga pengepul yang menampung dengan harga 8000 perkilonya.
Harga porang 300 ribu perkilo
Sebelumnya saya pernah menulis tentang tanaman porang dengan harganya yang diberitakan mahal namun menurut saya justru mengkhawatirkan dan perlu kewaspadaan.
Dan sampai hari ini juga masih banyak media besar yang memuat tentang harga porang yang mahal, hingga banyak yang tergiur tanpa perhitungan matang.
Memang benar, banyak yang menjual bibit atau bijinya yang berupa katak dengan harga 250rb hingga 300rb.
Ini terjadi karena sebuah moment dimana masih banyak calon petani yang membutuhkan bibit namun mungkin susah mendapatkanya.
Situasi ini tentunya dimanfaatkan oleh sebagian orang yang memiliki benih dalam bentuk biji untuk mematok harga yang tinggi.
Tanggapan pakar IPB
Dilansir dari harian Kompas, Pakar IPB justru mengingatkan harga badul yang mahal hanya Euforia sesaat. Dan saya juga sependapat.
Bahkan menurutya lagi, harga 5 ribu sampai 10rb juga dianggap terlalu mahal. Loh kok bisa. Bukanya semakin mahal akan semakin bagus untuk petani?
Alasanya biaya produksi dan perawatan tanaman ini tidak memerlukan biaya yang mahal. Asal tanah gembur, maka tanaman badul akan tumbuh
Jadi itulah yang menjadi pembanding murah atau mahalnya harga hasil dari pertanian.
Nah jika membeli bibit seharga 300rb perkilo, artinya biaya produksi sudah mahal. Secara matematis tentu nantinya akan di perhitungkan dengan harga jual hasil panenya itu sendiri.
Alasan harga porang stabil
Sampai hari ini, sudah banyak sekali para petani yang pada akhirnya menanam biji maupun tunasnya di perkebunan mereka.
Jadi yang di perlukan kedepan sebenarnya adalah bukan harganya yang terus melambung tinggi, tetapi kestabilan harga yang terus bertahan selamanya.
Agar porang benar benar menjadi komoditas pertanian yang memang menguntungkan bagi para petani tiada henti.
Nah kabar baiknya, di Indonesia sendiri akan ada banyak pabrik untuk pengolahan porang yang bisa dijangkau lebih dekat oleh para petaninya.
Hal ini yang sebenarnya di tunggu tunggu. Karena dengan semakin banyaknya tempat untuk mengolah porang menjadi bahan dasar makanan, memungkinkan harganya juga ikut stabil.
Paling tidak, walaupun murah porang akan terus laku dan para pengepul akan terus menampungnya.
Berbeda dengan ramai porang beberapa tahun sebelumnya yang masih serba terbatas, sehingga biaya transportasi yang cukup mahal karena jauh tidak tertutup oleh pendapatan porang, terutama untuk pengepul.
Yang kemudian terjadi, porang tidak laku karena tidak ada pengepul yang menampung. Akhirnya petani berhenti dari bisnis tamanan maupun maupun jual beli dari tumbuhan umbi yang satu ini.